Ajal tak ada yang tahu kapan dia akan datang menghampiri Tiba-tiba dari atas muncul suara gaduh yang kukira suara kucing berantem, tapi ketika kuhampiri tangga terlihat Sita tergopoh-gopoh turun dari kamarnya yang terletak di lantai 2. Dengan sigap dia menuruni anak tangga satu per satu sambil menggendong Fia; anaknya yang baru berumur 1 tahun. Faqih sang suami pun mengikuti dari belakang. “MbakMbak..mbak ayahku meninggal barusan mama telpon.” Sita cerita sambil terisak. Sita adalah adik iparku, kami tinggal satu rumah. Innalillahi, dengan cepat kuambil alih Fia dari gendongan ibunya, aku takut Sita panik pasti bahaya bagi anaknya. Kuusap-usap punggungnya sambil berbisik “Sabar ya…tenangin diri dulu baru ke rumah ayahmu.” Sita semakin terisak. “Ya Allah, semalam baru pergi makan malam bersama, kemudian ketika pulang dia mengeluh kakinya sakit. Saat itu mama langsung mengajak ayah ke dokter, tapi beliau tidak mau. Sesampainya di rumah, beliau langsung tidur dan ketika subuh dibangu...