Langsung ke konten utama

KEMATIAN


Ajal tak ada yang tahu kapan dia akan datang menghampiri

Tiba-tiba dari atas muncul suara gaduh yang kukira suara kucing berantem, tapi ketika kuhampiri tangga terlihat Sita tergopoh-gopoh turun dari kamarnya yang terletak di lantai 2. Dengan sigap dia menuruni anak tangga satu per satu sambil menggendong Fia; anaknya yang baru berumur 1 tahun. Faqih sang suami pun mengikuti dari belakang.
“MbakMbak..mbak ayahku meninggal barusan mama telpon.” Sita cerita sambil terisak. Sita adalah adik iparku, kami tinggal satu rumah. Innalillahi, dengan cepat kuambil alih Fia dari gendongan ibunya, aku takut Sita panik pasti bahaya bagi anaknya. Kuusap-usap punggungnya sambil berbisik “Sabar ya…tenangin diri dulu baru ke rumah ayahmu.”
Sita semakin terisak. “Ya Allah, semalam baru pergi makan malam bersama, kemudian ketika pulang dia mengeluh kakinya sakit. Saat itu mama langsung mengajak ayah ke dokter, tapi beliau tidak mau. Sesampainya di rumah, beliau langsung tidur dan ketika subuh dibangunkan oleh mama, ayah sudah gak ada, mbak. Ayahku meninggal kok gak ada sebabnya ya mbak ? Gak pake sakit juga..jadi shock banget aku.”
Umur, maut, ajal tiada yang tahu kapan tiba waktunya yang tahu hanya Allah swt semata, malaikat walaupun sebagai makhluk yang paling setia pun tak pernah tahu kapan manusia menemui kematiannnya. Manusia tidak bisa menghindari atau pun lari dari kematian, tidak juga mengundurkan waktunya walau sesaat, seperti firman Allah dalam surat An Nahl : 61 “ Apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya”.
Waktu menjadi rahasia Allah sajalah. Tapi kematian merupakan kepastian yang tak dapat dihindari bagi siapapun entah dia raja, presiden, pejabat, orang kaya , profesor , orang pintar, orang alim, ulama, kyai, usta, orang tua, remaja, anak kecil dan, anak bayi semua akan ada gilirannya tanpa syarat dan ketentuan berlaku. Yang pasti kematian adalah kepastian bagi yang hidup bagi yang bernyawa. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Ankabut : 57 “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan.”
Sebab sebuah kematian bukanlah menjadi sebuah keharusan. Orang sakit pasti mati, orang jatuh pasti mati. Berapa banyak orang wafat tanpa ada sebab. Karena kematian akan datang hanya
dengan izin Allah SWT. Ada manusia yang sudah diambang kematian seperti sakit parah, atau kecelakaan parah tapi sampai hari ini masih hidup tapi sebaliknya ada yang tanpa sakit, sehat walafiat tiba-tiba meninggal, atau Cuma karena sebab kecil jatuh kesandung langsung meninggal. Karena sesungguhnya yang terjadi terhadap makhluk itu karena ketetapan sang khalik.”” Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya” (Qs. Ali Imran : 145).
Sebagai manusia kita diharuskan mempersiapkan diri untuk menyambut kematian yang entah kapan datangnya. maka perbanyaklah amal shaleh dan jangan meyekutukanNYa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Kelas XII, Kajian QS. ALiImran/3 : 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang

BAB 1 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis. 2.1      Bersikap kritis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits tentang berpikir kritis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 190-191 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang orang berakal ( ulil albab ) sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191. A.   Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. 1. Bacaan إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّي

MAteri kelas XII-kajian QS.Ali Imran/3 :159 dan Hadis tentang Demokrasi dalam Islam

BAB 2 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 159 dan Hadits tentang Demokrasi dalam Islam Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap demokratis. 2.1      Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits tentang bersikap demokratis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 159, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 159 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara demokratis dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159.      A. Kajian Q.S. Ali Imran/3: 159 Tentang Demokrasi dalam Islam     1. Bacaan فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِك

Materi QS. Lukman ayat 13-14

BAB 3 Kajian Q.S. Lukman/31 : 13-14 dan Hadits tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt Kompetensi Dasar 1.2   Meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 2.2Berbuat baik kepada manusia sesuai perintah Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits terkait. 3.2      Menganalisis dan mengevaluasi makna   Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 4.2.1    Membaca   Q.S. Lukman/31: 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.2.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Lukman/31: 13-14 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara kewajiban berbadah dan bersyukur kepada Allah swt.dengan berbuat baik kepada terhadap semua manusia   sesuai pesan   Q.S. Lukman/31: 13-14 A. Kajian Q.S. Lukman/31: 13-14 Tentang Konsistensi Beribadah   sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt.         1.Bac