Langsung ke konten utama

Materi Kelas XII, Kajian QS. ALiImran/3 : 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang





BAB 1
Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang


Kompetensi Dasar
1.1     Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan  dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis.
2.1     Bersikap kritis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits terkait.
3.1     Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits tentang berpikir kritis.
4.1.1   Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
4.1.2   Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 190-191 dengan lancar.
4.1.3   Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang orang berakal ( ulil albab ) sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191.


A.  Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang.

1. Bacaan
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹
 ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱

2. Asbabun Nuzul
          Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa orang-orang quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya : Bukti apakah yang dibawa Musa kepadamu? Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya.”
            Mereka juga mendatangi kaum Nasrani, dan bertanya, “Bagimana halnya dengan Isa? Dijawab, “Isa menyembuhkan mata orang buta sejak lahir dan penyakit sopak,serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya, mereka juga mendatangi Rasulullah saw., dan berkata, “Mintalah kepada Tuhanmu agar bukit shafa itu jadi emas buat kami.” Nabi Muhammad saw. Berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Ali Imran/3: 190-191).

3. Terjemah Ayat
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran/3: 190-191).


4. Isi dan Kandungan Ayat
a). Tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang tersebar adalah adanya alam semesta ini. Hal ini harus dijadikan sebagai media berpikir oleh umat islam sehingga menghasilkan hikmah, manfaat, dan maslahat.
b). Keteraturan pergantian siang dan malam, bukan pergantian biasa saja tanpa ada tujuan dan faedah, karena ia adalah salah satu tanda kebesaran Allah swt. Yang membutuhkan akal untuk memikirkan.
c). Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang bertebaran di alam semesta ini, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki akal sehat dan nurani yang disebut ulil albab.
d). Ulil Albab adalah hamba-hamba Allah swt. Yang selalu mengisi setiap waktunya untuk mengingat Allah swt. Dalam keadaan apapun, dan selalu menggunakan akal pikirannya, sehingga menghasilkan maslahat untuk orang banyak.
e). Semua ciptaan Allah swt. Memiliki manfaat, dan tidak ada satupun jenis mahlukpun yang diciptakan tanpa makna (sia-sia), namun tidak semua manusia dapat memahaminya.
f). Ulil Albab juga melakukan pemikiran kritis, objektif, dan seimbang terhadap segala sesuatu atau problematika yang muncul sehingga hasil pemikirannya tidak menjadikan pihak lain ragu dan bimbang, sampai pada akhirnya tidak memunculkan adanya sangkaan buruk kepada segala ciptaannya.
g). Segala pemikiran yang dilakukan ulil albab menimbulkan kesadaran diri bahwa semua ini bersumber dari Allah swt. Dan menimbulkan ajakan terhadap diri sendiri dan pihak lain agar semakin dekat (taqarrub) kepada Allah swt. Sehingga jika pemikiran seperti ini diterapkan akan mengantarkan pada keselamatan dunia akhirat, sekaligus tehindar dari kesengsaraan hidup (api neraka).



5. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Pengamalan Ayat
a). Berusaha memahami Al-Quran dan hadits dengan baik dan benar, serta kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang ada melalui berbagai sumber atau rujukan yang terpercaya.
b). Berusaha bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan maslahat dari tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam semesta.
c). Mengedepankan pikiran yang kritis terhadap problematika yang muncul sehingga tidak menimbulkan keburukan bagi orang lain.
d). Bukti orang bersyukur adalah menggunakan akal pikiran, qalbu, dan nafsu secara seimbang dan proporsional sehingga semua anugerah tersebut membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta bermanfaat.
e). Mengingat Allah swt dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah, kaya maupun miskin, suka maupun duka, dengan menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan larangannya.

6. Hikmah Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang
1). Dapat memahami makna-makna yang tersembunyi di balik penciptaan alam semesta dan fenomenanya yang tejadi.
2). Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat manusia secara optimal.
3). Semakin tertantang untuk melakukan penelitian terhadap fenomena alam yang sering terjadi sehingga mampu mengungkap lebih banyak makna, faedah, dan manfaat yang terkandung di balik penciptaan alam semesta dan problematika yang muncul.
4). Semakin bersyukur kepada Allah swt. Atas anugerah berupa akal sehat, bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan dan bersemangat untuk beramah saleh sebagai bekal di akhirat kelak.

Sumber : PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XII, kurikilum 2013 edisi Revisi 2017,penerbit Erlangga, 2017



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAteri kelas XII-kajian QS.Ali Imran/3 :159 dan Hadis tentang Demokrasi dalam Islam

BAB 2 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 159 dan Hadits tentang Demokrasi dalam Islam Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap demokratis. 2.1      Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits tentang bersikap demokratis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 159, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 159 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara demokratis dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159.      A. Kajian Q.S. Ali Imran/3: 159 Tentang Demokrasi dalam Islam     1. Bacaan فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِك

Materi QS. Lukman ayat 13-14

BAB 3 Kajian Q.S. Lukman/31 : 13-14 dan Hadits tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt Kompetensi Dasar 1.2   Meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 2.2Berbuat baik kepada manusia sesuai perintah Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits terkait. 3.2      Menganalisis dan mengevaluasi makna   Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 4.2.1    Membaca   Q.S. Lukman/31: 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.2.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Lukman/31: 13-14 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara kewajiban berbadah dan bersyukur kepada Allah swt.dengan berbuat baik kepada terhadap semua manusia   sesuai pesan   Q.S. Lukman/31: 13-14 A. Kajian Q.S. Lukman/31: 13-14 Tentang Konsistensi Beribadah   sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt.         1.Bac