Langsung ke konten utama

Materi QS. Lukman ayat 13-14




BAB 3
Kajian Q.S. Lukman/31 : 13-14 dan Hadits tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt

Kompetensi Dasar
1.2  Meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah swt.
2.2Berbuat baik kepada manusia sesuai perintah Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits terkait.
3.2     Menganalisis dan mengevaluasi makna  Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt.
4.2.1   Membaca  Q.S. Lukman/31: 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
4.2.2   Mendemostrasikan hafalan Q.S. Lukman/31: 13-14 dengan lancar.
4.1.3   Menyajikan keterkaitan antara kewajiban berbadah dan bersyukur kepada Allah swt.dengan berbuat baik kepada terhadap semua manusia  sesuai pesan  Q.S. Lukman/31: 13-14

A. Kajian Q.S. Lukman/31: 13-14 Tentang Konsistensi
Beribadah  sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt.
        1.Bacaan
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ    (١٣ )
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
(١٤)
        2. Asbabun Nuzul
                       Tidak ada sebab khusus dari ayat ini, secara umum ayat ini mengingatkan kepada umat islam, khususnya mereka yang berprofesi da’i,pendakwah, dan pendidik (termasuk orang tua), agar saat menasihati itu menggunakan tutur kata yang santu,sejuk, dan masuk ke dalam hati sanubari. Bukankah jika nasihat itu tidak bersumber dari hati yang bersih, hasilnya tidak memberi efek yang positif. Pepatah bijak berikut, hendaklah kita camkan bersama : teko itu tergantung isinya, jangan harap keluar air putih, jika isinya berupa kopi yang hitam pekat.
                             Ayat ini juga mengingatkan, agar lebih mengedepankan strategi yang handal, saat melakukan dakwah, ajakan dan menasihati pihak lain, apalagi kepada non muslim. Dakwah itu mengajak kepada kebenaran, jangan sampai karena terlalu bersemangat, kita abai kepada prinsip-prinsip dalam berdakwah.
                             Strategi dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Yang santun,sabar,sejuk,menentramakan, dan tidak menyebabkan pihak lain lari dan semakin antipati kepada ajaran islam. Sebab itu, kepada da’i,mubaligh,pendidik,guru,dan tutor/murabbi, mari lebih banyak belajar kembali dari sirah Rasulullah saw.dalam melakukan dakwah, baik saat beliau berada di Makkah maupun Madinah.

3. Terjemah Ayat
               ”Dan ingatlah ketika Luqman menasehati puteranya: “Wahai puteraku, jangan sekali-kali kamu menyekutukan Allah dengan apapun itu, sesungguhnya perbuatan syirik adalah kedzaliman yang besar.(13) Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyampihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orangtuamu.Hanya kepada aku kembalimu.”(14)

4. Isi dan Kandungan Ayat
a). Pelajaran pertama yang harus disampaikan kepada masyarakat adalah tauhid, yaitu mengesankan Allah swt.dalam beribadah dalam menyekutukannya dengan sesuatu apapun.
b). Syirik (perilaku menyekutukan Allah) adalah bentuk kezaliman yang besar. Oleh karena itu, harus dihindari.
c). Allah swt.mengingatkan kembali tentang beratnya penderitaan seorang ibu pada saat mengandung,melahirkan, kemudia menyapihsetelah usia dua tahun, supaya kita selalu bersyukur kepada Allah swt.atas karunia yang sangat besar, yaitu dilahirkannya kita kedunia ini melalui perantara kedua orangtua,kemudian berterima kasih kepada kedua orangtua, terutama ibu,atas segala penderitaan yang dialaminya.
d). Bentuk rasa syukur kita kepada Allah swt.adalah dengan melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan tanpa dicampuri oleh segala bentuk syirik.
e). Bentuk terima kasih kita kepada orangtua adalah dengan berbuat baik (ihsan) kepada keduanya dan manaati perintahnya dalam segala hal, kecuali yang bertentangan dengan aturan Allah swt.

5. Sikap yang Mencerminkan Pengamalan Ayat
a). Meneladani ketulusan Lukman dalam mendidik generasi penerus.
b). Beribadah kepada Allah swt.dengan penuh keikhlasan,tanpa menyekutukannya dengan sesuatu apapun.
c).Senantiasa berbuat baik (ihsan) kepada kedua orangtua, dengan menaati semua perintahnya sejauh yang kita mampu, kecuali jika perintahnya bertentangan dengan aturan Allah swt.sebagai bentuk terima kasih kepada keduanya.
d).Berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita sebagai bentuk syukur kita kepada Allah swt. Karena orang yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia, dianggap tidak bersyukur kepada Allah swt.

6. Maslahat dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah swt.
1).Memperoleh limpahan berkah dari rezeki yang diperoleh. Berkahnya rezeki hanya didapat dari orang-orang uang benar-benar menaati aturan agama. Jangankan yang haram, yang syubhat saja dihindari. Mereka inilah yang mendapatkan curahan rezeki dari janji Allah swt.dan hidupnya dipenuhi kelapangan rezeki, yang pada akhirnya kebahagiaan sejati yang didapat.
2). Kebaikan itu mengalir dan terus berkembang. Oleh sebab itu, jangan ada kekhawatiran berkurangnya rezeki atau nikmat karena shadaqah,infaq,dan zakat yang kita lakukan, bahkan harta kita semakin bertambah dan berkembang lagi.
3). Mendapatkan ketentraman batin dan kedamaian hari dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan disebabkan sikap taat dan taqarrubnya, ridha dan relanya dalam menyikapi pemberian dan anugerah Allah swt.serta kebaikan yang dilakukan kepada pihak lain. Terjaga dari kesengsaraan hidup dan gersangnya kehidupan karena kebaikan yang dilakukan itu akan kembali kepada diri dan keluarga. Dengan begitu hidupnya dipenuhi rasa syukur kepada Allah swt.dan ungkapan terima kasih kepada mausia yang telah berbuat baik kepadanya.

Sumber : PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XII, kurikilum 2013 edisi Revisi 2017,penerbit Erlangga, 2017




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Kelas XII, Kajian QS. ALiImran/3 : 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang

BAB 1 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis. 2.1      Bersikap kritis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits tentang berpikir kritis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 190-191 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang orang berakal ( ulil albab ) sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191. A.   Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. 1. Bacaan إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّي

MAteri kelas XII-kajian QS.Ali Imran/3 :159 dan Hadis tentang Demokrasi dalam Islam

BAB 2 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 159 dan Hadits tentang Demokrasi dalam Islam Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap demokratis. 2.1      Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits tentang bersikap demokratis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 159, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 159 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara demokratis dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159.      A. Kajian Q.S. Ali Imran/3: 159 Tentang Demokrasi dalam Islam     1. Bacaan فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِك