Langsung ke konten utama

Materi Iman Kepada Hari Akhir

 

Iman Kepada Hari Akhir

 

 

 

Kompetensi Dasar

1.3Meyakini terjadinya hari akhir.

2.3Berperilaku jujur, tanggung jawab, dan adil sesuai dengan keimanan kepada hari akhir.

3.3     Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir.

4.3   Menyajikan keterkaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur, tanggung jawab, dan berbuat adil.

 

 

 

 

 

A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

      Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari kebangkitan ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Pada saat terjadinya hari akhir, semua makhluk yang ada di dunia ini akan musnah, langit hancur, gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan bumi memuntahkan segala isinya.

1.) Makna Hari Akhir

       Berdasarkan Al-Quran surath Al-Araf /7: 187, diperoleh penjelasan dan gambaran bahwa kedatangan hari akhir tidak ada seorang pun yang tahu, termasuk Rasulullah saw. Namun, tanda-tandanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tanda-tanda kecil : Hamba sahaya wanita melahirkan anak majikannya, ada sekelompok orang yang tidak beralas kaki lengkap (sebelah saja), pengembala yang berlomba-lomba membangun gedung yang tinggi dan lain sebagainya.

b. Tanda-tanda besar, misalnya datangnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya dajjal, dan terbitnya matahari dari sebelah barat.

2.) Hari Kiamat Menurut Al-Quran dan Teori Ilmu Alam

a. Hari Kiamat menurut Al-Quran

Hari kiamat menurut Al-Quran dibagi menjadi 2 :

       1. Kiamat sugra (kecil)

          Hendaklahmenjadi kesadaran bersama bahwa setiap mu’min tidak akan bertemu dengan Hari Akhir (Kiamat Kubra),tetapi kita semua akan merasakan kiamat sugra, adapun pengertian istilah datangnya kematian yang menimpa setiap manusia. Terdapat dalam Q.S. Ali-Imran/3 : 185, :

Artinya : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu”

          Kematian adalah berpisahnya ruh dan jasad. Ruh kembali kepada Allah swt., sementara jasad kembali ke asal kejadiannya (tanah). Pasca kematian, setiap manusia memasuki alam barzakh. Barzakh adalah alam yang membatasi alam dunia dan alam akhirat, sebuah alam yang seakan-akan tembus pandang, karena ia dapat melihat kehidupan dunia,begitu juga keadaan di alam akhirat. Di alam barzakh ini, setiap manusia menunggu sampai terjadinya kiamat kubra.

          Di alam barzakh atau alam kubur, setiap manusia mendapatkan kejadian yang harus dihadapi, yaitu :

a. Pertanyaan kubur : beberapa pertanyaan yang diajukan,antara lain tentang : Rabb,Agama,Nabi,Iman, dan Kiblatnya.

b. Nikmat dan siksa kubur : nikmat kubur diberikan kepada orang-orang yang baik amalnya. Sebaliknya, siksa kubur diperuntukan bagi orang yang zalim, munafik, kafir, dan musyrik.

            2. Kiamat Kubra (besar)

                   Kiamat Kubra adalah berakhirnya kehidupan semua mahluk, dan hancur leburnya alam semesta secara total dan serentak. Ingat! Kejadiannya bersamaan, menyeluruh, dan tidak menyisahkan sejengkal pun alam semesta yang selamat dari kehancuran.

       Pada saat Kiamat Kubra in sya Allah seluruh umat islam yang beriman telah Allah wafatkan terlebih dahulu. Jadi tidak akan mengalami Kiamat Kubra.

b. Hari Kiamat Menurut Teori Alam

       1. Menurut Teori Fisika

                   Berdasarkan pendapat ahli fisika, energi matahari dipancarakan ke angkasadan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit , dan dapat menyala 50 miliar tahun dengan panas 15ºC.

       Jika nanti pancaran sinar matahari tidak nampa/muncul, karena tenaga sinarnya sudah habis, niscaya tidak ada angin dan awan yang akibatnya hujan tidak akan turun. Selanjutnya, terjadilah kehancuran yang luar biasa dipermukaan bumi, karena gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik laksana tsunami, akhirnya hancurlah bumi ini.

B. Periode Hari Akhir

      Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua mahluk berakhir, mulai lah manusia menjalani tahapan kehidupan baru, dan proses menuju alam Baqa. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

       1. Yaumul Ba’as

                   Pengertian Yaumul Ba’as adalah Proses dibangkitkan seluruh mahluk dari alam kuburnya ( alam barzakh ), termasuk manusia. Perhatikan Q.S. Al-Mujadalah/58: 6,

Artinya : “Pada hari itu mereka semua dibangkitkan Allah, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.”

       2. Yaumul Hasyr (Alam Mahsyar)

       Yaitu proses berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya (alam Barzakh). Lalu, seluruh manusia mengikuti dikumpulkan menuju sebuah tempat yang luas, yaitu Padang Mahsyar. Pahami Q.S. Al-Kahf/18: 47, berikut :

Artinya : “...Dan kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”

       3. Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan

       Allah swt.memperlihatkan semua amalah untuk dihisab, baik amal baik maupun amal buruk. Setiap dosa yang dilakukan akan dihisab (dihitung/diperhitungkan) dengan sangat teliti. Setelah perhitungan ini, lalu dilakukan proses penimbangan (mizan). Saat proses ini berlangsung, tidak ada seorang pun yang dizalimi. Hal ini dapat dikaji dari prosesnya, yaitu saat amalan setiap manusiadihitung, anggota tubuhnya ikut menjadi saksi.

     Perhatikan firman Allah swt.berikut yang artinya : “Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” ( Q.S. An-Nur/24: 24).

                   4. As-Sirat

       Makna dari As-Sirat yaitu jembatan yang membentang diantara dua tepi neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati As-Sirat ini tergantung pada amal perbuatan setiap manusia, termasuk hasil timbangan yang diperolehnya. Rasulullah saw.bersabda. yang artinya “Terbentanglah jembatan (As-Sirat) itu diantara dua tepi Neraka Jahannam.”

       5. Yaumul Fasl dan Jaza

                   Yaumul Fasl adalah keputusan Allah swt.terhadap nasib orang-orang beriman dan orang-orang kafir diakhirat kelak, sehingga menjadi jelas manusia ayang beruntung dan celaka.

       Sementara Yaumul Jaza adalah hari pembalasan atas segala amal manusia ketika hidup didunia. Seseorang yang beramal baik mendapatkan balasan baik (surga), sedangkan yang beramal buruk mendapatkan balasan buruk (neraka).

     a). Balasan Amal Baik dengan Surga

       1. Firdaus terbuat dari emas, bagi orang yang shalatnya khusyu, berpaling dari pekerjaan sia-sia, yang membayar zakat, yang menjaga kemaluannya, memelihara amanah, dan menepati janji.

       2. Adn terbuat dari intan putih, bagi orang yang beriman dan beramal shalih, banyak berbuat baik, orang yang sabar, banyak berinfaq, membalas kejahatan dengan kebaikan.

       3. Na’im terbuat dari perak putih, bagi orang-orang yang bertaqwa.

       4. Ma’wa terbuat dari zamrud hijau, bagi orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu.

       5. Darussalam terbuat dari yaqut merah, bagi orang yang kuat islamnya, orang yang mengamalkan Al-Quran.

       6. Darul Muqamah terbuat dari permata putih, bagi orang yang kebaikannya amat banyak.

       7. Al-Maqamul Amin terbuat dari emas, bagi para orang yang bertaqwa.

       8. Khuldi terbuat dari marjan merah dan kuning, bagi orang yang taat menjalankan perintah dan manjauhkan larangan.

Menurut hadits riwayat Ibnu Umar, pintu surga ada 8 yaitu :

       1. Pertama, untuk para Nabi dan Rasul.

       2. Kedua, untuk orang yang mendirikan shalat dengan benar dan menyempurnakan wudhunya.

       3. Ketiga, untuk orang yang mengeluarkan zakat.

       4. Keempat, untuk orang yang menganjurkan kebaikan.

       5. Kelima, untuk orang yang dapat menahan hawa nafsu dan syahwat.

       6. Keenam, untuk orang yang berumroh dan haji.

       7. Ketujuh, untuk orang yang ahli jihad.

       8. Kedelapan, untuk orang yang bertaqwa.

 

 

 

 

     b). Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka   

       Macam-macam neraka :

                   1. Jahannam, calon penghuninya adalah orang kafir, munafik, durhaka, yang mengikuti ajakan setan, berdosan dan enggan membayar zakat.

       2. Jahim, calon penghuninya adalah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.

       3. Hawiyah, orang yang dosanya lebih banyak daripada kebaikannya.

       4. Wail, orang yang apabila menimbang dari orang lain minta dilebihkan dan apabila menimbang untuk orang lain dikurangi.

       5. Sa’ir, orang yang memakan harta anak yatim.

       6. Ladha, orang yang berpaling dari agama Allah swt.dan penimbun kekayaan.

       7. Saqar, orang yang tidak pernah shalat, tidak pernah memberi makan orang miskin,dan tidak percaya hari akhir.

       8. Hutamah, orang yang suka mengumpat, mencela, dan berprasangka buruk.

C. Tanda-tanda Penghayatan Iman Kepada Hari Akhir dalam perilaku Sehari-hari       

1. Beriman pada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab, yaitu merasa bahwa hidup didunia ini hanya sementara, cepat atau lambat semua akan kembali kepada Allah swt.

2. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu sangat tidak ada artinya, kalau bukan karena kebesaran Allah swt.

3. Mempercayai akan datangnya hari akhir membuat manusia menghindari perbuatan tidak baik.

4. Mengantarkan manusia untuk tetap melakukan amal shalih,meskipun tidak menghasilkan keuntungan materi.

 

D. Perilaku Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir

1. Membiasakan hidup berhati-hati karena sekecil apapun perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban dikemudia hari.

2. Tidak menunda-nunda amal shalih.

3. Segera bertaubat apabila berbuat salah atau dosa.

4. Menyadari bahwa hidup didunia hanya sementara.

5. Mengikuti aturan Allah swt.dan Rasulullah saw.

E. Hikmah Beribadah Kepada Hari Akhir

1. Sebagai motivasi untuk berbuat baik atau amal shalih didunia sebagai bekal diakhirat kelak.

2. Mendorong orang beriman untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan kehidupan.

3. Meningkatkan ibadah kepada Allah swt.

 

 

 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMK KelasXII 

H.Abd.Rahman,Hj.IIm Halimah,Munawir AM dkk

Penerbit Erlangga,revisi 2017 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Kelas XII, Kajian QS. ALiImran/3 : 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang

BAB 1 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis. 2.1      Bersikap kritis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, serta hadits tentang berpikir kritis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 190-191 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang orang berakal ( ulil albab ) sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 190-191. A.   Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. 1. Bacaan إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّي

MAteri kelas XII-kajian QS.Ali Imran/3 :159 dan Hadis tentang Demokrasi dalam Islam

BAB 2 Kajian Q.S. Ali Imran/3 : 159 dan Hadits tentang Demokrasi dalam Islam Kompetensi Dasar 1.1      Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan   dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap demokratis. 2.1      Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits terkait. 3.1      Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3 : 159, serta hadits tentang bersikap demokratis. 4.1.1    Membaca Q.S. Ali Imran/3 : 159, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Ali Imra/3 : 159 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara demokratis dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3 : 159.      A. Kajian Q.S. Ali Imran/3: 159 Tentang Demokrasi dalam Islam     1. Bacaan فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِك

Materi QS. Lukman ayat 13-14

BAB 3 Kajian Q.S. Lukman/31 : 13-14 dan Hadits tentang Konsistensi Beribadah sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt Kompetensi Dasar 1.2   Meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 2.2Berbuat baik kepada manusia sesuai perintah Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits terkait. 3.2      Menganalisis dan mengevaluasi makna   Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 4.2.1    Membaca   Q.S. Lukman/31: 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.2.2    Mendemostrasikan hafalan Q.S. Lukman/31: 13-14 dengan lancar. 4.1.3    Menyajikan keterkaitan antara kewajiban berbadah dan bersyukur kepada Allah swt.dengan berbuat baik kepada terhadap semua manusia   sesuai pesan   Q.S. Lukman/31: 13-14 A. Kajian Q.S. Lukman/31: 13-14 Tentang Konsistensi Beribadah   sebagai Perwujudan Syukur kepada Allah swt.         1.Bac